Game Pokemon Go sedang melanda di seluruh penjuru dunia. Berbagai kalangan dan umur memainkan game dengan tokoh Pokemon ini. Konsep permainan 'augmented reality' ini sangat bergantung dengan pemetaan yang ada di dalam permainan. Tanpa peta, para pemain tentu akan kebingungan dalam mencari Pokemon untuk ditangkap.
CEO dan founder dari Niantic, Jhon Hanke merupakan seorang tokoh yang ada di balik Pokemon Go. Dia merupakan developer dari Pokemon Go, sebelum berkutat dengan berbagai macam monster-monster yang imut, Jhon Hanke adalah seorang veteran dari Google. Selain itu, dia salah satu founder dari Keyhole, perusahaan yang diakuisisi Google untuk merancang Google Earth.Jhon bersama timnya lalu membentuk Niantic dan memiliki campur tangan dalam Google Maps. Jadi tidak perlu diragukan lagi apabila Pokemon Go dapat sesukses itu, karena memiliki augmented reality yang menempatkan berbagai jenis Pokemon, Pokestop dan Gym di lokasi-lokasi yang berbeda.
Dilansir dari Mashable, John menyatakan bahwa akurasi peta tersebut merupakan salah satu yang paling integral dalam Pokemon Go.
"Banyak dari kami bekerja di Google Maps dan Google Earth selama bertahun-tahun. Jadi kami ingin peta (di Pokemon GO) ini jadi sangat bagus," ungkap sang CEO.
Permainan Pokemon Go terbilang sangat seru. Para pemain hanya perlu menggunakan telepon genggam yang disambungkan dengan aplikasi penentu lokasi. Beberapa pengalaman pun dialami para pemain ketika sedang mencari Pokemon.
Siapa sangka, seorang gadis asal Wyoming, Amerika Serikat, Shayla Wiggins (19) menemukan mayat di tempat Pokemon tersebut muncul. Dikutip dari BBC, Minggu (10/7) mengaku bahwa awalnya dia hanya mencari Pokemon di sumber mata air, namun ternyata yang lebih mengerikan terdapat mayat di sana.
"Saya sedang berjalan di sepanjang jembatan ketika saya melihat sesuatu di air. Saya perjelas lagi, ternyata itu adalah tubuh seseorang," terang Shayla.
Tak lama kemudian, dia terpikir untuk menelepon layanan telepon darurat, 911.
"Tapi kemudian saya menelepon 911 dan mereka datang sangat cepat," sambung gadis itu.
Mayat tersebut ditemukan di Sungai Big Win, tepat di bawah jembatan layang 789 Wyoming. Polisi lokal menyebutkan mayat tersebut diindikasikan sebagai pemain Pokemon Go.
"Mayat ini sepertinya korban permainan yang terjatuh atau loncat untuk mendapatkan monster virtualnya, sayangnya dia tergelincir dan jatuh. Bukti dari hal ini adalah adanya monster virtual yang ditemukan gadis itu tepat di tempat jenazah berada," ucap Kepala Kepolisian wilayah Fremont.
Pokemon Go telah menyebabkan berbagai kecelakaan di Amerika Serikat. Para pemain akan menggunakan segala cara untuk mendapatkan monster virtual mereka. Tak jarang, apabila mereka sampai melompat hingga menyeberang jalan raya untuk mendapatkan monster kesayangannya itu.
Sementara itu di Indonesia, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mulai memanfaatkan fenomena munculnya game Pokemon Go di kalangan masyarakat untuk menarik daya minat wisatawan agar mengunjungi sejumlah lokasi pariwisata di wilayah itu. Bahkan, mereka berencana menggandeng Google untuk membangun aplikasi besutan Niantic bersama Nintendo itu di kawasan Balai Kota dan lokasi wisata lainnya di Ibu Kota.
Kepala UPT Jakarta Smart City Setiaji DKI Jakarta mulai menyiapkan kuda-kuda untuk menggandeng Google. Kerjasamanya, akan mengarah pada wisata ke Balai Kota dan lokasi wisata lain di Jakarta.
"Kalau hasilnya positif kenapa enggak dilakukan? Aplikasinya kan di bawah Google. Ya kenapa enggak sekalian bangun partnership sama mereka. Kita dorong seluruh pengguna Pokemon di Jakarta dan sekitarnya untuk ke Balaikota dan tempat-tempat wisata lainnya," kata Setiaji.
"Saya sedang berjalan di sepanjang jembatan ketika saya melihat sesuatu di air. Saya perjelas lagi, ternyata itu adalah tubuh seseorang," terang Shayla.
Tak lama kemudian, dia terpikir untuk menelepon layanan telepon darurat, 911.
"Tapi kemudian saya menelepon 911 dan mereka datang sangat cepat," sambung gadis itu.
Mayat tersebut ditemukan di Sungai Big Win, tepat di bawah jembatan layang 789 Wyoming. Polisi lokal menyebutkan mayat tersebut diindikasikan sebagai pemain Pokemon Go.
"Mayat ini sepertinya korban permainan yang terjatuh atau loncat untuk mendapatkan monster virtualnya, sayangnya dia tergelincir dan jatuh. Bukti dari hal ini adalah adanya monster virtual yang ditemukan gadis itu tepat di tempat jenazah berada," ucap Kepala Kepolisian wilayah Fremont.
Pokemon Go telah menyebabkan berbagai kecelakaan di Amerika Serikat. Para pemain akan menggunakan segala cara untuk mendapatkan monster virtual mereka. Tak jarang, apabila mereka sampai melompat hingga menyeberang jalan raya untuk mendapatkan monster kesayangannya itu.
Sementara itu di Indonesia, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mulai memanfaatkan fenomena munculnya game Pokemon Go di kalangan masyarakat untuk menarik daya minat wisatawan agar mengunjungi sejumlah lokasi pariwisata di wilayah itu. Bahkan, mereka berencana menggandeng Google untuk membangun aplikasi besutan Niantic bersama Nintendo itu di kawasan Balai Kota dan lokasi wisata lainnya di Ibu Kota.
Kepala UPT Jakarta Smart City Setiaji DKI Jakarta mulai menyiapkan kuda-kuda untuk menggandeng Google. Kerjasamanya, akan mengarah pada wisata ke Balai Kota dan lokasi wisata lain di Jakarta.
"Kalau hasilnya positif kenapa enggak dilakukan? Aplikasinya kan di bawah Google. Ya kenapa enggak sekalian bangun partnership sama mereka. Kita dorong seluruh pengguna Pokemon di Jakarta dan sekitarnya untuk ke Balaikota dan tempat-tempat wisata lainnya," kata Setiaji.